Hari Ibu, 22 Desember
Tanggal 22 Desember datang kembali menghampiri kita. Pada tanggal ini di Indonesia diperingati sebagai hari Ibu. Berbeda dengan di belahan bumi yang lain, khususnya Amerika dan Kanada yang juga memperingati Mother’s Day setiap minggu kedua bulan Mei. Mungkin anda pernah bertanya-tanya kenapa hari Ibu kok jatuh pada tanggal 22 Desember? Apa yang diperingati pada tanggal 22 Desember itu? Kenapa kok hari Ibu tidak jatuh pada tanggal 21 April saja, hari lahir Ibu Kartini.
Sejarah yang melandasi peringatan hari Ibu ini adalah berkumpulnya para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta. Kongres Perempuan saat ini lebih dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun organisasi perkumpulan wanita ini sendiri sudah terbentuk sebelumnya sejak tahun 1912 dengan diilhami perjuangan tokoh-tokoh wanita kita seperti Martha Kristina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia, RA Kartini, Dewi Sartika, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam ajaran agama Islam pun sudah dijelaskan bahwa Rasulullah itu sendiri sangat memuliakan derajat seorang ibu, bahkan ketika beliau mendapat pertanyaan dari sahabat, “Siapakah orang yang wajib kita hormati pertama kali?”, beliau pun menjawab ibu ibu ibu sampai 3 kali baru kemudian ayah. Banyak hadits nabi bahkan Al-Qur’an pun meninggikan derajat seorang wanita. Pepatah pun berkata bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Ini juga mungkin sebagai pertimbangan adanya peringatan hari Ibu.
Dengan pertimbangan itulah, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. (Kenapa ga pernah ada hari bapak ya di negara ini?) Namun jauh sebelumnya, tanggal 22 Desember ini ditetapkan sebagai hari Ibu pada Kongres Perempuan ke III pada tahun 1938.
“Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa…
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia…”
Selamat Hari Ibu, wahai perempuan Indonesia!
RINDUKU IBUNDA
Kemilau peluh bersinar di wajah berbinar
Tak terpancar letih meski langkah tertatih
Kau sembunyikan ragu yang terus menghantu
Kau jaga pelita agar tetap bercahaya..
Warna hari kaususun dengan kasih
Warna kisah kaurajut dengan ikhlas
Warna cinta kaubingkai dengan doa
Rinduku ibunda…
Mungkin tak seluas ladang cinta yang kausemai
Mungkin tak sedalam kesabaran yang kautanam
Mungkin tak sebesar harap yang kausimpan
Rinduku ibunda…
Tercurah lewat butir doa dalam sujudku
Tercurah lewat lantunan kalam-Nya kutitipkan untukmu
Tercurah lewat kesungguhan penuhi harapmu
Terkumpul dalam gumpalan keinginan
Cepat kembali tunaikan bakti
Hari ibu ini kupersembahkan untukmu.
You will always be the best mother for me..
Tanggal 22 Desember datang kembali menghampiri kita. Pada tanggal ini di Indonesia diperingati sebagai hari Ibu. Berbeda dengan di belahan bumi yang lain, khususnya Amerika dan Kanada yang juga memperingati Mother’s Day setiap minggu kedua bulan Mei. Mungkin anda pernah bertanya-tanya kenapa hari Ibu kok jatuh pada tanggal 22 Desember? Apa yang diperingati pada tanggal 22 Desember itu? Kenapa kok hari Ibu tidak jatuh pada tanggal 21 April saja, hari lahir Ibu Kartini.
Sejarah yang melandasi peringatan hari Ibu ini adalah berkumpulnya para pejuang wanita untuk mengadakan Kongres Perempuan I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di kota Yogyakarta. Kongres Perempuan saat ini lebih dikenal dengan Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Namun organisasi perkumpulan wanita ini sendiri sudah terbentuk sebelumnya sejak tahun 1912 dengan diilhami perjuangan tokoh-tokoh wanita kita seperti Martha Kristina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Cut Mutia, RA Kartini, Dewi Sartika, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dalam ajaran agama Islam pun sudah dijelaskan bahwa Rasulullah itu sendiri sangat memuliakan derajat seorang ibu, bahkan ketika beliau mendapat pertanyaan dari sahabat, “Siapakah orang yang wajib kita hormati pertama kali?”, beliau pun menjawab ibu ibu ibu sampai 3 kali baru kemudian ayah. Banyak hadits nabi bahkan Al-Qur’an pun meninggikan derajat seorang wanita. Pepatah pun berkata bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Ini juga mungkin sebagai pertimbangan adanya peringatan hari Ibu.
Dengan pertimbangan itulah, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai hari Ibu melalui Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. (Kenapa ga pernah ada hari bapak ya di negara ini?) Namun jauh sebelumnya, tanggal 22 Desember ini ditetapkan sebagai hari Ibu pada Kongres Perempuan ke III pada tahun 1938.
“Kasih ibu
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa…
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia…”
Selamat Hari Ibu, wahai perempuan Indonesia!
RINDUKU IBUNDA
Kemilau peluh bersinar di wajah berbinar
Tak terpancar letih meski langkah tertatih
Kau sembunyikan ragu yang terus menghantu
Kau jaga pelita agar tetap bercahaya..
Warna hari kaususun dengan kasih
Warna kisah kaurajut dengan ikhlas
Warna cinta kaubingkai dengan doa
Rinduku ibunda…
Mungkin tak seluas ladang cinta yang kausemai
Mungkin tak sedalam kesabaran yang kautanam
Mungkin tak sebesar harap yang kausimpan
Rinduku ibunda…
Tercurah lewat butir doa dalam sujudku
Tercurah lewat lantunan kalam-Nya kutitipkan untukmu
Tercurah lewat kesungguhan penuhi harapmu
Terkumpul dalam gumpalan keinginan
Cepat kembali tunaikan bakti
Hari ibu ini kupersembahkan untukmu.
You will always be the best mother for me..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar